Minggu, 09 November 2014

Sistem Tanam Vertikultur


Nama               : Mustika Ajeng K.P.P.
NIM                : 13474


Pada saat ini, lahan di perkotaan sudah mulai terbatas, sehingga masyarakat di perkotaan mulai kekurangan ruang untuk bersentuhan dengan budidaya pertanian. Maka dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, diciptakan sistem inovasi pertanian baru dengan pola tanam ke atas yaitu vertikultur. Sistem  budidaya  pertanian  secara  vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah dengan  lahan  terbatas. Sementara itu, vertikultur organik adalah budidaya tanaman secara vertikal dengan menggunakan sarana media tanam, pupuk, dan pestisida yang berasal dari bahan organik non kimiawi. Tanaman organik yang dapat dibudidayakan dan sesuai dengan sistem vertikultur adalah jenis tanaman sayur-sayuran dan tanaman obat-obatan yang memiliki perakaran yang dangkal dan memiliki berat yang relatif ringan sehingga tidak akan terlalu membebani media tanam vertikultur pada pertumbuhan tanaman tersebut.
Tujuan dari teknik penanaman secara vertikultur menurut Badan Penyuluhan Departemen Pertanian (Deptan) Kab.Ponorogo yakni untuk memanfaatkan lahan sempit yang tidak produktif menjadi lahan sempit yang produktif dengan aplikasi vertikultur, menghemat pengeluaran dengan cara memiliki tanaman sayuran sendiri, menambah nilai estetika lahan pekarangan, dan dapat sebagai variasi pelengkap tiang rumah utama.
Model,  bahan,  ukuran,  wadah  vertikultur  sangat  banyak, tinggal  disesuaikan dengan kondisi dan keinginan pribadi. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.  Bahan  dapat  berupa  bambu  atau  pipa  paralon, kaleng  bekas,  bahkan  lembaran karung beras sekalipun, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Persyaratan  vertikultur  adalah  kuat  dan mudah  dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya  disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur  pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain  selada, kangkung, bayam, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun  dan tanaman sayuran lainnya.
Media  tanam  merupakan  tempat  tumbuhnya  tanaman  untuk  menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman  menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang  digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos,  dan  sekam.  Setelah  semua  bahan  terkumpul, dilakukan  pencampuran  hingga  merata.  Tanah  memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman.
Campuran  media  tanam  kemudian  dimasukkan  ke  dalam  paralon yang telah dibuat atau bambu hingga penuh. Sebelumnya wadah tersebut juga harus diberi lubang-lubang kecil pada bagian-bagiannya maksimal 10 lubang. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah. Media tanam di dalam  bambu  diusahakan  agar  tidak  terlalu  padat  supaya  air  mudah  mengalir dan akar tanaman tidak kesulitan bernafas, sehingga ruang tidak terlalu renggang dan ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
Bibit  tanaman  yang  dipindahkan  ke  wadah  vertikultur  harus  berumur  lebih dari satu bulan dan sudah memiliki akar-akar halus. Karena hanya memiliki total maksimal sebanyak 10 lubang tanam  dari sebuah pipa baralon atau bambu,  maka  cukup  leluasa  untuk  memilih  10  bibit  terbaik. Sebelum  bibit-bibit  ditanam  di  wadah  bambu,  terlebih  dahulu  menyiramkan  air  ke dalamnya,  ditandai  dengan  menetesnya air  keluar  dari  lubang-lubang tanam. Setelah cukup,  baru  mulai menanam bibit satu demi satu. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Setiap jenis bibit dikelompokkan di wadah terpisah.
Tanaman  juga  memerlukan  perawatan,  seperti  halnya  makhluk  hidup  yang lain. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Sebaiknya  pupuk  yang  digunakan  adalah  pupuk  organik  seperti  pupuk kompos dan pupuk kandang. Pemanenan  sayuran  biasanya  dilakukan  dengan  cara akar yang dicabut seperti pada tanaman sayuran yakni sawi,  bayam, seledri,  kemangi,  selada,  kangkung  dan  sebagainya.  Apabila  kita  punya  tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil  daunnya  saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang.
Dari hal-hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak selamanya hidup di perkotaan yang memiliki lahan terbatas, juga dapat membatasi seseorang untuk mengembangkan minatnya dalam bidang budidaya pertanian khususnya pada tanaman organik. Dengan adanya inovasi sistem pertanian terbaru seperti sistem tanam vertikultur ini, siapapun dapat melakukannya tanpa perlu menghabiskan banyak uang, waktu dan tenaga, dalam pemeliharaan tanaman organik tersebut. Belum lagi, sistem ini juga dapat menghemat kapasitas persediaan air, karena pemakaian air yang digunakan hanya sedikit dalam suatu wadah.
; 10  bibit  terbaik. Sebelum  bibit-bibit  ditanam  di  wadah  bambu,  terlebih  dahulu  menyiramkan  air  ke dalamnya,  ditandai  dengan  menetesnya air  keluar  dari  lubang-lubang tanam. Setelah cukup,  baru  mulai menanam bibit satu demi satu. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Setiap jenis bibit dikelompokkan di wadah terpisah.
Tanaman  juga  memerlukan  perawatan,  seperti  halnya  makhluk  hidup  yang lain. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Sebaiknya  pupuk  yang  digunakan  adalah  pupuk  organik  seperti  pupuk kompos dan pupuk kandang. Pemanenan  sayuran  biasanya  dilakukan  dengan  cara akar yang dicabut seperti pada tanaman sayuran yakni sawi,  bayam, seledri,  kemangi,  selada,  kangkung  dan  sebagainya.  Apabila  kita  punya  tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil  daunnya  saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang.
Dari hal-hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak selamanya hidup di perkotaan yang memiliki lahan terbatas, juga dapat membatasi seseorang untuk mengembangkan minatnya dalam bidang budidaya pertanian khususnya pada tanaman organik. Dengan adanya inovasi sistem pertanian terbaru seperti sistem tanam vertikultur ini, siapapun dapat melakukannya tanpa perlu menghabiskan banyak uang, waktu dan tenaga, dalam pemeliharaan tanaman organik tersebut. Belum lagi, sistem ini juga dapat menghemat kapasitas persediaan air, karena pemakaian air yang digunakan hanya sedikit dalam suatu wadah.


Mencoba Budidaya Markisa


Oleh: 13411
Pada: 09 November 2014



Mencoba Budidaya Markisa
Markisa adalah tanaman rambat yang tumbuh baik di daerah dataran tinggi atau daerah dingin, dengan suhu rata-rata antara 20 - 30 derajat selsius. Di Indonesia yang dengan topografi yang sangat bervariasi terdapat beberapa tempat yang sangat memungkinkan untuk bercocok tanam markisa. Termasuk Nosu yang berada di Sulawasi barat Indonesia tengah dengan suhu rata-rata 20 - 23 derajat selsius.

Baiklah, Sebelum melangkah jauh untuk berpikir mengenai cara budi daya markisa lebih baik kita membahas mengenai apa itu markisa terlebih dahulu:
  • Nama : Markisa
  • Genus : Passiflora
  • Asal : Daerah sub tropis Amerika

Tapi mengenai cara dan tempatnya bercocok tanam berikut informasinya:

Terdapat beberapa jenis markisa yang baik untuk dikembangkan di Indonesia, namun yang paling terkenal adalah Passiflora edulis dan Passiflora plavicarpa. Kedua jenis markisa jenis inilah yang akan kita bahas karena sudah terbukti dapat dikembangkan dan dibudidayakan secara ekonomis di beberapa tempat di Indonesia. Misalnya di Gowa - Makassar, Toraja, Medan dan lain-lain.

Passiflora Edulis
Jenis markisa ini paling cocok tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian 1000 - 2000 dpl (dari permukaan laut) dengan suhu rata-rata 20-23 derajat selsius dan beriklim basah.
Kondisi tanah yang dikehendaki adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5 - 6,5 dan tidak tergenang air. Dengan akar samping yang banyak dan menyebar dangkal didekat permukaan tanah, maka penyebaran pupuk organik atau pupuk kandang di atas tanah disekitar pohon Markisa dapat segera diserap oleh tanaman markisa dalam beberapa minggu berikutnya.

Batang pohon markisa jenis ini adalah ulet, panjang dan bercabang-cabang dari ketiak daun. Panjang batang rata-rata sekitar 20 meter. Namun hanya batang mudah dengan daun yang sehat yang dapat menghasilkan buah. Pada ketiak daun yang sudah tua dan atau sudah pernah tumbuh tangkai buah, tidak akan menumbuhkan tangkai buah lagi. atau dengan kata lain, satu ketiak daun hanya memiliki satu tangkai. Kalau yang tumbuh adalah tangkai buah, maka ketiak tersebut hanya untuk 1 buah markisa. Dan kalau yang tumbuh adalah tangkai cabang maka tangkai buah tidak bisa tumbuh lagi. Ini perbedaan Passiflora edulis dengan passiflora Plavicarpa yang dapat menumbuhkan tangkai buah sebanyak 4 dari satu ketiak daun.

Jenis Passiflora edulis ini memiliki daun yang menjari. Warna daun mudah adalah hijau dan semakin tua semakin membiru sampai akhirnya menguning. Pada beberapa daerah, daun mudah dari jenis passiflora edulis ini dijadikan sayur dan menjadi sayur favorit bagi sebagian orang. Sayur ini memiliki cita rasa tersendiri yang walaupun terasa sedikit pahit namun memiliki keharuman yang khas.

Bunga tumbuh dari ketiak daun dengan tangkai bunga/buah sekitar 5 - 10 cm. Pada kondisi yang baik, bunga akan mekar dengan warna putih bercampur ungu. Penyerbukan bunga umumnya terjadi oleh bantuan insecta terutama lebah.

Setelah penyerbukan, Mahkota bunga akan layu dan gugur. lalu muncullah bakal buah yang akan tumbuh semakin besar. Buah yang masih sangat mudah berwarna hijau dan lunak. lalu akan berubah warna menjadi ungu menjelang matang. Buah yang berwarna ungu berarti siap panen. Hati-hati karena sudah banyak gagak yang mengintai bua manis ini.
Buah yang harum inilah yang menjadi daya tarik bagi para pengusaha markisa. Karena dibandingkan dengan Passiflora Plavicarpa, Jenis Passiflora edulis lebih harum walaupun rasanya lebih masam. Bagi para pengusaha, keharuman inilah yang utama penambah nilai jual oleh karena rasa masam dapat diatasi dengan mudah dengan penambahan Gula.

Bercocok Tanam Passiflora Edulis

Apakah anda tinggal di daerah dataran tinggi? Atau anda sedang mencari-cari ladang bisnis yang berpotensi? Jika anda membutuhkan ladang bisnis untuk daerah dataran tinggi maka inilah salah satunya "Markisa".

Namun sebelum menelan air liur melihat janji ini, lebih baik pelajari duluh seluk beluknya. Ingat, bisnis yang baik adalah bisnis yang digerakkan oleh orang-orang yang menguasai bidangnya. Demikian pulah kalau Anda ingin mengusahakan markisa, cari tahu seluruh informasih yang ada mengenai markisa ini.



Baiklah kita mulai dari Persiapan.

Seperti yang anda sudah baca dari atas bahwa markisa tumbuh baik pada dataran tinggi, maka jangan banyak bermimpi bercocok tanam passiflora edulis di dekat pantai. Carilah dataran tinggi pada ketinggian sekitar 1000 sampai 2000 meter dari permukaan laut. Walaupun demikian bagi yang berada di dataran rendah dan ingin menikmati markisa dari kebunm sendiri, jangan langsung putus asa. Passiflora plavicarpa adalah jenis markisa yang dapat tumbuh pada dataran rendah.

Demikian pulah dengan cuacanya, usahakanlah markisa pada daera bercuaca basah dan dingin. Namun hindari daerah rawah atau daerah yang sering tergenang air dalam jangka waktu yang panjang.

Siapkan lahan dengan menyingkirkan rumput-rumput yang mungkin akan menggangu proses pemeliharaan markisa. Pohon yang sudah ada jangan serta merta ditebang, karena mungkin anda akan membutuhkannya sebagai tiang tempat pengikatan kawat rambat untuk markisa. Ingat, markisa adalah tanaman rambat maka jika uang agak tipis, gunakan saja pohon-pohon yang ada. ngirit. yang penting tidak pelit 'solata'.

Setelah persiapan kita pindah ke pembibitan markisa:

Disamping persiapan lahan, ingat bahwa markisa juga membutuhkan waktu untuk tumbuh. Oleh karena itu maka mulailah mempersiapkan bibit sejak dini. Bibit markisa dari biji akan siap dipindahkan dalam waktu 2 - 3 bulan sejak penyemaian. Jadi bibitkanlah dari sekarang.

Cara pembibitanpun terserah anda. Jaman moderen sudah banyak menyediakan poly bag. Jadi usahakanlah hidup dijaman moderen dengan menggunakan poly bag tersebut: Isi dengan tanah yang banyak mengandung unsur organik, lalu pencetkan bijih markisa sekitar 3 - 5 cm dalam tanah. setelah itu taburi dengan pasir sekitar 1 cm untuk menghindari pertumbuhan rumput liar diatasnya. Rawat dan siram setiap hari.

Jika anda tidak suka dengan cara hidup moderen, maka gunakan saja cara nenek saya yang menabur biji markisa disuatu tempat yang telah digemburkan lalu di tutup lagi dengan tanah tipis diatasnya. Cara ini adalah cara paling gampang dan bisa dilakukan untuk pembibitan massal. Hitung-hitung waktu pengisian tanah kedalam poly bag yang dapat menghabiskan waktu beberapa hari untuk 1000 biji bibit, dengan penaburan - anda dapat melakukannya dalam satu dua jam saja. beda jauh yah, mana polybagnya pake beli lagi.

Caranya nenek saya ini juga sudah agak moderen paling tidak markisa tidak mati. Namun kalau anda memilih cara ini berarti ikut dengan teknologi tempo dulu - sinchan.

Apa keuntungan menggunakan poly bag? Tentu saja cara ini dipilih untuk menghindari resiko kegagalan pada saat menanam. Karena jika dibandingkan dengan cara nenek saya yang memang tidak terlalu peduli waktu, cara moderen ini akan lebih cepat pertumbuhannya karena tidak akan mengalami kemerosotan pada waktu tanam. Sedangkan cara nenek saya yang main cabut bibit untuk ditanam kembali, tentu akan menunda pertumbuhan akar pada saat baru tanam.

Baiklah kita pindah ke Penanaman.

Mulailah mempersiapkan tempat penanaman dengan membuat lubang tanam berdimensi 40 cm x 40 cm x 30 cm (panjang 40 cm, Lebar 40 cm dan dalam 30 cm), lalu isi dengan tanah bercampur pupuk kandang 50%. Lalu buka kantong plstik (poly bag) dan masukkan kedalam lubang seperti yang anda lakukan saat menanam bunga. Jangan lupa setelah penanaman, seharusnya tanah pengisian lubang basah. Jadi kalau tidak hujan, lakukan secara manual: siram.

Demikian pulah dengan penanaman bibit yang diambil dari cara nenekku. Sebisah mungkin, angkat bibit dengan tanah yang menempel pada akarnya agar tidak mengalami kemerosotan tajam pada saat penanaman. Akar tanpa tanah akan segera layu di udara bebas. sehingga akan merosot pertumbuhannya karena baru akan mulaih mencari makanan dari akar baru yang tumbuh. Penanaman dengan cara ini harus segera dilakukan sesaat setelah pencabutan bibit. semakin cepat semakin bagus untuk menghindari layunya akar. Dalam hal ini akan sangat membantu jika menggunakan hormon penumbuh akar yang direndam selama 1-2 menit (baca buku penggunaan hormon tanaman).


Setelah penanaman, lakukan perawatan:

Perawatan yang diperlukan oleh markisa bermacam-macam misalnya: penyiraman jika tidak cukup air hujan, Pembersihan lahan dari rumput liar, Pemupukan dan penyiapan wadah rambat bagi markisa. Penyiapan wadah rambat inilah yang mungkin banyak membutuhkan biaya, karena anda mungkin harus membeli beberapa gulung kawat untuk seratus pohon markisa. Kalau seribu pohon, berarti mungkin puluhan gulung kawat. disamping itu jika pohon-pohon dalam kebun anda kurang atau bahkan tidak ada, maka anda juga harus membeli Tiang untuk mengikatkan kawat.

Setelah membuatkan wadah perambatan, maka anda perlu memantau tanaman markisa anda, jangan sampai merambat ketempat yang tidak diinginkan. Arahkan batang-batang mudah markisa ketempat rambat yang anda kehendaki. kalau sampai merambat kerarah yang tidak benar, bisah saja mengalangi kelancaran jalan anda nantinya yang pada akhirnya akan mengurangi produktivitas itu sendiri.


Sumber: http://tipspetani.blogspot.com/2014/09/mencoba-budidaya-markisa.html


Sabtu, 08 November 2014

Teknologi Aquaponik di Lahan Sempit

Oleh : 13235
Pada Tanggal 8 November 2014


Teknologi Aquaponik di Lahan Sempit
Upaya menambah luasan lahan pertanian sebagai solusi peningkatan ketahanan pangan masih menemui banyak kendala. Maka, teknologi aquaponik menjadi salah satu solusi yang potensial untuk dikembangkan, terutama di kawasan perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta menganggap perlu dilakukan perubahan strategi dalam penyediaan pangan. Salah satu strategi yang ditawarkan Balai ini demi mendukung perubahan tersebut adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “aquaponik”. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya.  Sementara itu, media tanaman dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya.  Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.

Pada dasarnya, aquaponik adalah sistem produksi pangan berkelanjutan yang menggabungkan budidaya tradisional (membesarkan hewan air seperti lobster, ikan, atau udang dalam bak atau kolam) dengan hidroponik (budidaya tanaman dalam air) di dalam lingkungan simbiosis. Dalam budidaya hewan air, limbah menumpuk di dalam air, sehingga bersifat toksik bagi ikan.  Limbah kaya hara tersebut selanjutnya disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis tanaman. Setelah itu, air menjadi bersih dan kaya oksigen yang diresirkulasi kembali ke dalam kolam.
Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya. Meskipun terdiri atas dua bagian, sistem aquaponik terdiri beberapa komponen atau sub sistem yang bertanggung jawab atas penghilangan limbah padat, penyuplai basa untuk menetralkan kemasaman, atau pengatur kandungan oksigen air. Komponen tersebut antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5) Sump: titik terendah dalam sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit atau subsistem,  yang mencegah air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan (kolam) ke sub sistem hidroponik. Unit biofilter ini sangat vital peranannya karena terkait dengan proses nitrifikasi.



Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam sistem aquaponik.  Hal tersebut disebabkan proses nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan insang ikan sebagai produk dari metabolisme.  Ammonia bersifat beracun bagi ikan (0,5-1 ppm) sehingga harus disaring keluar dari sistem pemeliharaan ikan. Meskipun tanaman dapat menyerap amonia, namun Nitrat lebih mudah untuk diserap dan digunakan tanaman, sehingga efisien dalam mengurangi toksisitas air untuk ikan. Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter: bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut. Setelah sistem stabil, kadar amonia dalam air berkisar  0,25-2,0 ppm, nitrit berkisar tingkat 0,25-1 ppm, dan nitrat berkisar 2-150 ppm. Dengan kata lain, tanaman yang tumbuh dalam subsistem hidroponik, dengan akar terendam dalam air kaya nutrisi yang berasal dari limbah kolam, akan membantu untuk menyaring amonia yang merupakan racun bagi hewan air, atau metabolitnya.  Setelah melewati subsistem hidroponik, air menjadi bersih dan kaya oksigen, dan dapat kembali ke dalam sistem air.
Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada, kemangi, tomat, okra, melon dan paprika. Selain itu, spesies lain seperti buncis, kacang polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, bawang, ubi jalar dan rempah-rempah juga dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Jadi jelaslah, teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan terutama di perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat sempit. Teknologi aquaponik ini dapat menjadi langkah awal yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa Indonesia. (laksmi)

Sumber :

Jumat, 07 November 2014

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

Artikel 1
Pengembangan Pertanian
CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT
oleh : 13183
pada tgl : 04:43 08/10/2014


jika anda ingin menikmati buah naga secara gratis, atau menanmnya dalam jumlah yang kecil. Itu mudah saja… anda bisa saja menanamnya dipot. Selain anda bisa menikmati buahnya, buah naga ini juga akan menghiasi rumah nada. Kelebihan yang lain adalah tanaman ini bisa anda pindah-pindah sesuai keinginan anda..


Anda bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum bekas yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastic dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40cm.

2. Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan.

Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.

Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.

Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan ( untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di http://www.buahnaga.us ) .Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT Cukup mudah bukan, silahkan anda mencoba di halam rumah anda. Semoga berhasil